Analisis dan Review Film Psikologi (Part 1)

Untuk kalian yang tertarik dengan psikologi aku punya beberapa referensi film yang terkait dengan psikologi. Aku mau review sekaligus belajar untuk menganalisis film - film ini dengan teori psikologi kepribadian. Kenapa namanya part 1 karena aku belum nonton semua jadi aku bahas beberapa yang sudah aku tonton dan pasti nanti nambah lagi part 2, 3 dst.
semoga bermanfaat ^^

1. Black Swan (2010)

Film ini bercerita tentang seorang Ballerina bernama Nina yang sangat ingin menjadi pemeran utama pada pertunjukan musim panas di sanggar baletnya. Pada pertunjukan musim ini berkisah tentang kisah cinta putri angsa putih yang direbut oleh angsa hitam. Thomas sebagai koordinator untuk pertujukan mengaudisi para ballerina yang ada untuk mencari pemeran pada pertunjukan tersebut. Untuk pemeran utama Thomas menginginkan ballerina yang bisa memerankan sikap lembut angsa putih dan sikap agresif angsa hitam sekaligus.
Nina hanya bisa memerankan sikap lembut dari angsa putih dan tidak bisa memerankan sikap agresif angsa hitam. Nina pun meyakinkan Thomas kalau dia bisa memerankan angsa hitam. Akhirnya Nina pun di terima untuk memerankan putri angsa tersebut. Saat latihan Nina mencoba sangat keras untuk memerankan angsa hitam, namun dia terus gagal dan Thomas pun kecewa pada Nina. Sampai Nina bertemu dengan Lily ballerina yang juga terlibat pada pertujukan tersebut yang dikatakan oleh Thomas bahwa dia bisa memerankan angsa hitam.
Nina pun mencerminkan dirinya pada Lily dan Nina memasukan sikap agresif Lily pada dirinya. Saat pertunjukan Nina membunuh dirinya sendiri yang dilihatnya sebagai Lily, hingga akhirnya Nina bisa memerankan sikap agresif angsa hitam dan memukau penonton.
          
Analisis:
Dari film ini jelas terdapat arketipe Persona dari teori psikoanalisis Carl Jung. Persona sendiri adalah segala sikap dan perilaku yang ingin ditunjukan ke luar oleh individu dengan menutupi atau menyembunyikan dirinya yang asli.
Nina membunuh dirinya sendiri demi menojolkan sikap agresif angsa hitam yang dimiliki Lily. Sama saja dengan Nina yang ingin menojolkan persona yang di miliki oleh Lily agar dia bisa menjadi angsa hitam.
            
Review:
Film ini bagus untuk ditonton jadi kita bisa introspeksi diri. Mencontoh atau menginginkan sesuatu memang baik untuk memotivasi diri agar lebih maju dan naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Tapi ada baiknya kita tidak memaksakan sesuatu yang pada dasarnya tidak bisa kita lakukan.
                   Film ini ada sedikit bagian yang sadis seperti menusuk diri sendiri. Sepertinya film ini                sangat tidak dianjurkan untuk yang berusia di bawah 20 tahun, karena adegan “ranjang” dan              adegan yang tidak seharusnya dilihat untuk yang berusia dibawah 20 tahun.


2. He Loves Me, He Loves Me Not (2002)

Film ini berkisah tentang seorang gadis bernama Angelic yang menderita erotomania. Erotomania adalah sindrom dimana penderitanya berkhayal bahwa orang yang ada didekatnya menyukainya padahal sebenarnya orang tersebut tidak mengenalnya sama sekali.
Angelic terobsesi dengan seorang pria yang tinggal di samping rumahnya yang bernama Loic. Pada saat awal bertemu dengan Angelic di depan rumahnya Loic sedang bahagia karena mendengar kehamilan istrinya, karna rasa bahagia itu Loic memberikan bunga pada Angelic yang tidak sengaja bertemu saat Loic ingin masuk kedalam rumahnya. Saat itulah Angelic merasa bahwa Loic menyukainya.
Angelic sangat terobesi dengan Loic sampai dia pun rela membunuh dan mencelakai orang yang mengganggu dan menghalangi dirinya untuk bersama Loic. Bahkan Angelic melukai dirinya sendiri.
Loic tidak mengenal Angelic sama sekali karena hanya bertemu sesaat dengannya. Namun, Angelic terus merasa bahwa dia adalah kekasih Loic dan merasa bahwa Loic mencintainya yang sebenarnya itu adalah khayalannya.
            
Analisis:
Dari film ini di dapatkan defense mechanism Proyeksi dari teori psikodinamik Sigmund Freud. Proyeksi adalah suatu perasaan dimana penderitanya merasakan bahwa apa yang dia rasakan terhadap orang lain adalah perasaan orang lain terhadap dirinya.
Sifat ini dapat dilihat dari Angelic yang menganggap bahwa Loic mencintainya, sebenarnya adalah Angelic yang mencintai Loic bukan Loic yang mencintai Angelic.
            
Review:
                    Film ini memiliki alur maju munjur. Saat menonton kita akan di buat terkesan dan tidak            menyangka dengan yang terjadi sebenarnya. Awalnya penonton akan berada pada sudut                      pandang Angelic dan kemudian penonton akan berada di sudut pandang Loic dimana kebenaran          yang sebenarnya terungkap.


Berikut adalah film yang sudah di review dan analisis. Jika ada kesalahan mohon di maafkan. Jika ada pendapat lain sangat di persilahkan untuk mengkomentari postingan ini. 
Terimakasih :)

Komentar

Postingan Populer