Analisis dan Review Film Psikologi (Part 2)

Melanjutkan dari part sebelumnya, aku mau berbagi film yang berhubungan dengan psikologi lagi. menurut aku film yang kali ini lebih seru dari film yang kemarin, karena film - film berikut ini diangkat dari kisah nyata.

Semoga bermanfaat ^^

3. Boys Don’t Cry (1999)

Film ini diangkat dari kisah nyata, Brandon Teena atau Teena Brandon adalah seorang wanita yang mengalami krisis identitas seksual. Krisis identitas seksual adalah kelainan dimana seseorang menolak kodrat lahirnya sebagai pria atau sebagai wanita. Teena secara sex (biologis) dia adalah seorang wanita namun secara gender (psikologis) dia adalah seorang pria. Teena benar – benar merubah dirinya seperti layaknya seorang pria setelah ia dikeluarkan beberapa hari sebelum hari kelulusannya dari SMA.

Teena tidak mau mengakui kalau dirinya seorang lesbi karena dia merasa dirinya seorang pria bukan wanita. Karena kasusnya tersebut Teena di usir oleh sepupunya, kemudian Teena bertemu dengan seorang wanita bernama Candace di sebuah klub malam, ia mengenalkan dirinya sebagai Brandon. Karena tidak memiliki tempat tinggal Candace mengajak Teena ke rumahnya sampai Teena bertemu dengan teman wanita Candace yang bernama Lana dan jatuh cinta pada Lana.

Teena pun mulai mendekati Lana dan ternyata Lana juga memiliki perasaan pada Teena. Mereka mulai berkencan dan sudah beberapa kali melakukan hubungan badan. Sampai akhirnya Teena ditahan di penjara karena sebuah kasus, lalu Lana datang mengunjungi Teena dan Lana heran kenapa kekasihnya ada di sel tahanan wanita bukan pria. Namun Teena berhasil meyakini Lana dengan alasan yang dibuatnya dan Lana membebaskannya dari tahanan.

Teena berhasil meyakini Lana namun tidak dengan teman – temannya yang lain seperti John, Tom, Candace dan Kate. John memiliki perasaan pada Lana sehingga dia meyakini Lana bahwa Teena adalah wanita bukan pria. John dan Tom membawa Teena ke sebuah pabrik tua untuk memperkosa dan memukuli Teena. Setelah itu John dan Tom membawa Teena kerumahnya untuk mandi, dikamar mandi Teena kabur dan pergi ke rumah Lana.

Lana dan ibunya membawa Teena ke rumah sakit dan melaporkan apa yang di lakukan John dan Tom pada Teena. Setelah melaporkan, John dan Tom di panggil untuk datang ke kantor polisi, setelah melakukan panggilan John dan Tom mencari Teena untuk membunuhnya. Teena pun terbunuh di rumah Candace begitu juga Candace yang ikut dibunuh John karena dianggap telah menyembunyikan Teena darinya.

Analisis:

Teena/Brandon mengalami gangguan pada tahap perkembangan phalic dari teori psikodinamik Freud, dimana pada tahap ini anak sudah mengatahui jenis kelaminnya dan menganggap dirinya sebagai seorang pria atau wanita. Lalu dilanjutkan dengan tahap perkembangan dari teori Erik Erikson yaitu identity vs. Identity confusion di usia remaja. Pada tahap ini anak remaja mulai mencari jati dirinya akan seperti apa dirinya nanti dan terlihat bahwa Teena memilih untuk menjadi seorang pria di banding dengan jenis kelaminnya secara biologis.

Terdapat juga arketipe Animus dari teori Jung. Animus adalah sifat maskulin pada wanita, Teena memiliki animus yang sangat besar sehingga tidak hanya pikirannya yang seperti pria. Faktor lingkungan juga mempengaruhi seseorang untuk mengalami kelainan yang diderita oleh Teena tersebut.

Review:

Film ini wajib di tonton karena memang sangat bagus mungkin karena kisah nyata jadi lebih menyentuh, kita jadi lebih bisa menerima kekurangan dari seseorang. Karena sebenarnya mereka butuh rangkulan bukan penolakan walaupun yang di lakukannya itu salah. Film ini juga tidak dianjurkan untuk anak – anak di bawah umur karena memiliki unsur dewasa.

Trailer: https://www.youtube.com/watch?v=aOarssJWHhI

4. A Dangerous Method (2011)

Film yang ke-4 ini menceritakan tentang kisah nyata perselisihan antara 2 tokoh psikologi yaitu Sigmund Freud dan Carl Jung. Freud adalah guru Jung yang akhirnya mereka menjadi teman, Freud menganggap bahwa Jung bisa melanjutkan psikodinamiknya. Namun ternyata tidak, karena adanya perbedaan pendapat yang mengakibatkan perselisihan antara ke duanya.

Jung memiliki pasien bernama Sabina Spielrein yang akhirnya menjadi selingkuhannya. Jung sangat mencintai Sabina. Walaupun awalnya Jung meninggalkan Sabina karena tidak ingin istrinya kecewa, namun Jung tidak bisa melawan perasaan cintanya pada Sabina. Sabina memutuskan untuk pergi meninggalkan Jung karena merasa hubungannya dengan Jung tidak bisa diteruskan lagi.

Saat Sabina pergi Jung merasa hancur dan sangat sedih, ia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik seperti dulu. Setelah menikah dan dalam keadaan mengandung anaknya, Sabina pun datang mengunjungi Jung. Emma istri Jung bercerita tentang keadaan Jung padanya dan meminta Sabina untuk menemui Jung sebelum pergi lagi.

Ternyata Jung tidak bisa melupakan Sabina karena rasa cintanya yang begitu dalam pada mantan pasiennya tersebut. Jung mengalami ganguan kejiwaan selama perang dunia ke-2 dan dia melakukan kesalahannya lagi selingkuh dengan pasiennya yaitu Toni Wolff yang memiliki kemiripan dengan Sabina.

Analisis:

Menganalisis sifat Jung yang mengalami gangguan kejiwaan setelah ditinggalkan oleh Sabina adalah kekurangan pada kebutuhan dasar rasa cinta atau mencintai dan di cintai pada hierarki Abraham Maslow pada teori kepribadian humanistiknya.

Kebutuhan cinta tersebut berada pada urutan ke-3 dalam hierarki, apabila seseorang tidak bisa memenuhi salah satu kebutuhan dasar tersebut maka seseorang tersebut tidak akan bisa mencapai aktualisasi dirinya. Itulah yang mengakibatkan Jung mengalami gangguan kejiwaan dan mencari seseorang yang mirip dengan Sabina agar dapat merasakan cinta Sabina dari orang tersebut.

Review:

Menurut saya pribadi film ini sebenarnya agak berat untuk orang yang tidak mengerti psikologi terutama pada teori dan biografi dari Freud dan Jung. Film ini juga lebih banyak menceritakan kehidupan Jung tidak fokus pada perselisihan antara 2 tokoh ini. Dan film ini tidak dianjurkan untuk anak – anak dibawah umur karena banyak terdapat adegan dewasa seperti BDSM dan lainnya.

Trailer: https://www.youtube.com/watch?v=lblzHkoNn3Q&gl=ID&hl=id

Seperti biasa aku mau minta maaf kalau ada kesalahan dalam kata - kata atau dalam menganalisis film tersebut. Jika ada yang ingin menambahkan atau membenarkan sangat di persilahkan untuk mengomentari postingan ini. Terimakasih :)